Tuberkulosis (TBC) bukan hanya penyakit yang menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa menyerang anak-anak. TBC pada anak sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya tidak selalu khas dan bisa menyerupai penyakit lain. Jika tidak segera diobati, TBC dapat menyebabkan komplikasi serius bahkan mengancam nyawa Si Kecil. Oleh karena itu, penting bagi Clencies untuk mengenali gejala TBC pada anak sejak dini agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Apa Itu TBC pada Anak?
Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal, dan kelenjar getah bening.
Anak-anak yang terinfeksi TBC umumnya tertular dari orang dewasa di sekitarnya, terutama jika ada anggota keluarga atau orang terdekat yang mengidap TBC aktif dan tidak menjalani pengobatan dengan baik.
Baca Juga: Kapan Si Kecil Boleh Tidur Menggunakan Selimut?
Gejala TBC pada Anak yang Harus Diwaspadai
TBC pada anak sering kali sulit dikenali karena gejalanya bisa menyerupai flu atau infeksi pernapasan lainnya. Namun, jika Clencies melihat tanda-tanda berikut ini pada Si Kecil, sebaiknya segera periksakan ke dokter:
1. Batuk yang Tak Kunjung Sembuh
Anak yang terkena TBC biasanya mengalami batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu dan tidak membaik meskipun sudah diberikan obat batuk biasa. Batuk bisa kering atau berdahak, dan dalam beberapa kasus, bisa disertai darah.
2. Berat Badan Turun Drastis
Salah satu tanda khas TBC pada anak adalah penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas. Jika Si Kecil terlihat lebih kurus dan nafsu makannya menurun, ini bisa menjadi tanda infeksi TBC.
3. Demam yang Berulang dan Tidak Terlalu Tinggi
Demam akibat TBC biasanya tidak terlalu tinggi, tetapi berlangsung dalam waktu lama dan sering terjadi di malam hari. Kadang-kadang anak juga mengalami keringat malam yang berlebihan.
4. Lemas dan Kurang Aktif
Anak yang terinfeksi TBC sering terlihat lesu, kurang bersemangat, dan tidak seaktif biasanya. Kondisi ini terjadi karena infeksi TBC menyebabkan tubuh kehilangan banyak energi.
5. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Jika Clencies melihat adanya pembengkakan di leher, ketiak, atau selangkangan Si Kecil, ini bisa menjadi tanda bahwa TBC telah menyerang kelenjar getah bening.
6. Sesak Napas atau Nyeri Dada
Jika infeksi sudah cukup parah dan menyerang paru-paru, anak bisa mengalami sesak napas, napas cepat, atau bahkan nyeri dada.
Faktor Risiko TBC pada Anak
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena TBC, antara lain:
– Tinggal atau sering berinteraksi dengan penderita TBC aktif
– Sistem imun yang lemah, misalnya karena malnutrisi atau penyakit tertentu
– Kurangnya ventilasi udara di rumah atau lingkungan yang padat penduduk
– Tidak mendapatkan vaksinasi BCG yang melindungi dari TBC
Cara Mencegah TBC pada Anak
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut beberapa cara untuk melindungi Si Kecil dari TBC:
1. Berikan Vaksin BCG
Vaksinasi BCG adalah langkah pertama untuk mencegah infeksi TBC. Vaksin ini biasanya diberikan pada bayi baru lahir atau sebelum usia 2 bulan.
2. Hindari Kontak dengan Penderita TBC Aktif
Jika ada anggota keluarga yang menderita TBC, pastikan mereka menjalani pengobatan yang tepat dan memakai masker agar tidak menularkan bakteri kepada anak-anak.
3. Jaga Kebersihan dan Pola Makan Sehat
Menjaga daya tahan tubuh anak sangat penting agar tidak mudah terserang penyakit. Pastikan Si Kecil mendapatkan asupan gizi yang cukup, termasuk makanan kaya protein, vitamin, dan mineral.
4. Pastikan Rumah Memiliki Ventilasi yang Baik
Bakteri TBC menyebar melalui udara, sehingga rumah yang pengap dan kurang ventilasi bisa meningkatkan risiko penularan. Usahakan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup.
Baca Juga: Kenapa Bayi Sering Tidur? Ini Lho Alasannya!
Bagaimana Cara Mengobati TBC pada Anak?
Jika anak didiagnosis terkena TBC, dokter akan meresepkan pengobatan yang harus dikonsumsi selama minimal 6 bulan tanpa terputus. Pengobatan ini melibatkan kombinasi beberapa jenis antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab TBC.
Penting! Jangan menghentikan pengobatan sebelum waktunya meskipun anak terlihat membaik, ya! Jika pengobatan tidak diselesaikan, bakteri bisa menjadi kebal terhadap obat dan lebih sulit diobati.
TBC pada anak bisa berbahaya jika tidak segera didiagnosis dan diobati. Oleh karena itu, Clencies harus waspada terhadap gejalanya, seperti batuk berkepanjangan, penurunan berat badan drastis, demam berulang, dan lemas. Jika ada tanda-tanda tersebut, segera periksakan Si Kecil ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat. Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam melindungi anak dari infeksi TBC. Pastikan anak mendapatkan vaksin BCG, menjaga pola hidup sehat, dan menghindari kontak dengan penderita TBC aktif. Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan TBC pada anak bisa diminimalkan.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya! Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Clencies memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Si Kecil. -KJS